Sitaro, SUDARA.ID – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) buka suara soal guddang penyimpanan logistik bantuan korban erupsi Gunung Ruang di geruduk warga.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sitaro Denny Kondoj mengatakan gudang yang digeruduk warga di pelabuhan Kecamatan Tagulandang, Sitaro hanya gudang penyimpanan logistik bersifat tahan lama seperti seng, velbet, matras. Hal tersebut dilakukan karena penyimpanan di Posko Apengsala sudah tidak memadai.
“Memang disayangkan tindakan masyarakat seperti itu, tidak benar ada penumpukan logistik bantuan, karena sesungguhnya saat masa tanggap darurat sejak 17 April 2024 lalu, begitu banyak bantuan yang berdatangan dari para donatur dan karena Posko Apengsala tidak cukup kapasitasnya,” ujar Kondoj, Jumat (14/6/2024).
Kondoj mengatakan seng alias atap rumah yang ada digudang tersebut bantuan dari BNPB sebanyak 10.000 lembar. Pihaknya, mencatat, tidak akan mencukupi untuk didistribusikan kepada korban erupsi Gunung Ruang untuk perbaikan atap rumah yang mencapai 4.000 rumah.
“Khusus seng dari BNPB, karena hanya 10.000 lembar maka sulit untuk kita bagi ke sekitar 4000 rumah yang rusak karena pasti per rumah mungkin hanya dapat 2-3 lembar seng,” ujar Kondoj.
Dirinya mengungkapkan, saat ini BNPB telah menggagas bantuan dengan 3 kategori kerusakan rumah berat, sedang dan ringan. Sehingga, pihaknya akan mengalokasi seng tersebut untuk perbaikan fasilitas umum.
“Kebetulan BNPB menjanjikn bantuan perbaikan rumah rusak sedang 30 juta per rumah, rusak ringan 15 juta per rumah, jadi Pemda menunggu bantuan itu untuk masyarakat. Sementara untuk seng yang ada di Gudang itu disiapkan untuk fasilitas umum dan pemerintahan,” terangnya.
Dirinya mengatakan bantuan logistik lainnya disimpan untuk korban yang berada di Desa Pumpente dan Desa Leingpatehi. Menurutnya, warga didua Desa tersebut harus diberikan bantuan sembari menunggu proses relokasi.
“Harus diingat bahwa 301 KK dg 838 jiwa warga Pumpente dan Laingpatehi yang direlokasi sementara di Rusunawa dan BLK Bitung juga tetap harus kita tangani selama sekitar 6 bulan ke depan, jadi butuh banyak logistik terkait termasuk bahan makanan,” ujarnya.
Dirinya mengakui adanya aksi spontanitas warga tersebut sehingga telah dilakukan mediasi oleh Pemda dan korban erupsi Gunung Ruang. Pihaknya, telah menjelaskan kepada warga yang menjadi korban erupsi Gunung Ruang untuk bersabar menunggu bantuan yang tengah berproses.
“Memang Pemda melalui BPBD Bapak Sagune bersama Asisten 3 Sekda dan Kepala PD terkait juga Camat telah melakukan percakapan dengan perwakilan masyarakat tersebut dan akhirnya mereka bisa memaklumi. Mereka harus bersabar menunggu realisasi bantuan perbaikan rumah dari BNPB,” terangnya.
“Dan hasil verifikasi lapangan oleh tim enumerator BNPB bersama Dinas PU dan TNI Polri memang sesuai standard kajian dari BNPB,” tambahnya.
Dirinya berharap warga terdampak erupsi Gunung Ruang dapat bersabar menunggu bantuan disalurkan. Pihaknya, meminta warga tidak termakan issu hoax yang kerap tersebar ditengah masyarakat.
Kami berharap masyarakat jangan cepat terpengaruh dengan berita-berita hoax, isu-isu yang tidak dapat di pertanggungjawabkan,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Gudang penyimpanan logistik bantuan erupsi Gunung Ruang di Sitaro digeruduk warga gegara curiga bantuan tak disalurkan. Aksi spontanitas tersebut langsung diamankan.
Kapolres Kepulauan Sitaro AKBP Iwan Permadi mengatakan warga yang merupakan korban erupsi Gunung Ruang di Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara mendatangani Gudang logistik di Kantor Kecamatan Tagulandang, Sitaro pada Kamis (13/6), sekitar pukul 12.00 Wita. Aksi spontanitas tersebut terjadi usai curiga bantuan tak disalurkan.
Baca Berita Lengkap Sebelumnya klik dibawah ini.
(Gudang Logistik Bantuan Erupsi Gunung Ruang Di Sitaro Digeruduk Warga Gegara Curiga Tak Salurankan)