Manado, sudara.id – Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Sulawesi Utara, George Leo Mercy Randang, S.IP., M.A.P., bersama pejabat utama Basarnas Sulut melakukan koordinasi dengan Wali Kota Manado dan sejumlah stakeholder terkait membahas isu maraknya kemunculan buaya di beberapa titik perairan serta wilayah pesisir Kota Manado.
Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Wali Kota Manado itu turut dihadiri oleh Kadis Perhubungan Kota Manado, Kepala Pelaksana BPBD Kota Manado, serta Kadis Pariwisata Kota Manado.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Basarnas Sulut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman keselamatan masyarakat dan wisatawan.
Ia mendorong agar setiap pengelola wisata air membentuk Emergency Response Team (ERT) dengan memanfaatkan sumber daya karyawan maupun masyarakat lokal di sekitar lokasi wisata.
“Tim darurat ini penting agar ketika terjadi insiden di lokasi wisata, respon awal dapat dilakukan dengan cepat oleh petugas yang sudah tersertifikasi, sebelum tim SAR tiba di lokasi. Hal ini untuk memastikan penanganan korban tetap berada dalam golden time,” ujar Randang dalam keterangannya Kamis, 6 November 2025.
Randang menjelaskan, tim-tim tersebut nantinya akan mendapatkan edukasi dan sertifikasi resmi dari Basarnas Pusat, sehingga memiliki kompetensi dalam melakukan pertolongan pertama di lapangan apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Dalam pertemuan itu juga dibahas pentingnya penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bersama antarinstansi terkait, yang mencakup:
Standar keselamatan wisata air, seperti kewajiban penggunaan life jacket saat berkegiatan menggunakan jet ski, olahraga air, atau wisata bahari lainnya.
Dua Orang Dilaporkan Tenggelam Saat Bermain Jet Ski di Teluk Manado, Basarnas Turunkan Tim Pencarian
Standar pelayanan minimal penanganan kedaruratan, yang mengatur konektivitas antara pengelola wisata, pemerintah daerah, dan instansi vertikal seperti Basarnas.
Randang menegaskan, keberadaan Unit Siaga SAR di beberapa wilayah Sulawesi Utara, termasuk Unit Siaga SAR Manado di kawasan Megamas, merupakan bagian dari dukungan Basarnas dalam memberikan layanan penyelamatan di wilayah perairan Kota Manado.
Meski dengan keterbatasan personel dan peralatan, unit tersebut telah berperan aktif dalam berbagai operasi, seperti penyelamatan kapal wisata rute Bunaken–Manado yang mengalami mati mesin serta evakuasi lima awak kapal LCT yang diterpa gelombang di Teluk Manado.
Dalam peristiwa banjir di Kota Manado, kerja sama dengan potensi SAR bersertifikat di bidang Water Rescue dan Medical First Responder juga dinilai berhasil menyelamatkan banyak korban.
Satu Korban Jatuh dari Jet Ski di Teluk Manado Ditemukan Meninggal, Satu Lainnya Masih Dicari
Kepala Basarnas Sulut turut mengingatkan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, yang mengatur kewajiban penyedia jasa pariwisata dalam menyiapkan SDM bersertifikat di bidang pertolongan:
Pasal 45: Penyedia jasa pariwisata wajib menyediakan SDM yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang pencarian dan pertolongan jika kegiatan pariwisata berpotensi menimbulkan risiko bagi keselamatan manusia.
Pasal 46: Penyedia jasa pariwisata yang tidak memenuhi ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi administratif sesuai peraturan perundang-undangan.
Sebagai tindak lanjut, Basarnas terus memperkuat kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Basarnas Sulut Berhasil Evakuasi 7 ABK Kapal Tenggelam di Perairan Pulau Lembeh
Pada tahun 2023, kedua pihak menandatangani perjanjian kerja sama di Bali terkait peningkatan kesadaran keselamatan di destinasi wisata.
Kerja sama tersebut kemudian diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada 13 Agustus 2025 di Jakarta, yang mencakup pelatihan keahlian SAR, sistem komunikasi terpadu, dan operasi penyelamatan wisatawan.
Kegiatan koordinasi ini menjadi langkah konkret Basarnas Sulut dalam memperkuat sinergi bersama Pemerintah Kota Manado dan seluruh pengelola wisata air untuk menciptakan destinasi wisata yang aman, tangguh, dan responsif terhadap kondisi kedaruratan.
Langkah ini diharapkan dapat menekan potensi risiko kecelakaan di kawasan wisata sekaligus meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keamanan destinasi bahari di Kota Manado. Mz
