Manado, sudara.id – Perkumpulan Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) Simpul Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Jambore Jurnalistik 2025 di Pantai Karangria, Kota Manado, pada Sabtu–Minggu (19–20 Juli 2025).
Kegiatan tahunan ini bertujuan memperkuat kapasitas jurnalis lingkungan serta meningkatkan kesadaran publik terhadap ancaman eksploitasi wilayah pesisir.
Koordinator SIEJ Sulut Findamorina Muhtar menjelaskan, Jambore Jurnalistik tahun ini mengangkat tema “Selamatkan Pesisir, Selamatkan Ruang Hidup Kita”. Melalui kegiatan ini, SIEJ ingin membangun aksi kolektif dalam menyuarakan isu ekologi pesisir, hak masyarakat terdampak, dan memanfaatkan seni sebagai medium kampanye lingkungan yang menyentuh.
“Kami menyerukan perlawanan terhadap eksploitasi ruang yang tak berkelanjutan dan memperkuat jurnalis lingkungan serta membangun solidaritas dengan warga pesisir untuk hadir dan bersuara bersama,” ujar Muhtar pada Jumat (18/07/2025).
Muhtar mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi wilayah pesisir Manado yang kian terancam. Ia menyebut, dari seluruh garis pantai, hanya tersisa sekitar 1,4 kilometer pantai alami. Sisanya telah direklamasi untuk proyek komersial, dan kini muncul rencana reklamasi baru seluas 90 hektare di bagian utara Teluk Manado.
Jambore ini juga bertujuan memperluas jejaring kerja jurnalis lingkungan serta membangun kesadaran kolektif atas persoalan lingkungan di pesisir dan pulau-pulau kecil.
“Kegiatan ini bukan hanya pertemuan para jurnalis, tetapi juga momentum mempertemukan suara warga, komunitas seni, dan aktivis lingkungan dalam satu panggung kolaboratif,” kata Ketua Tim Kerja Jambore, Agustinus Hari.
Ia menambahkan, kondisi pantai Manado yang menjadi bagian dari kawasan segitiga terumbu karang dunia (coral triangle) kini terancam rusak. Reklamasi tidak hanya mempersempit akses nelayan tradisional ke laut, tetapi juga berdampak besar terhadap ekosistem laut, menurunkan kualitas air, dan meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan abrasi.
“Ekonomi lokal sangat bergantung pada laut. Reklamasi mengancam mata pencaharian nelayan dan bisa memperparah kerusakan lingkungan jika dilakukan tanpa kajian mendalam,” tambah Muhtar.
Rangkaian kegiatan Jambore Jurnalistik SIEJ Sulut 2025 dimulai pada Sabtu sore pukul 16.00 Wita dan akan ditutup Minggu pagi. Agenda meliputi dua sesi diskusi publik, pemutaran film dokumenter, pentas seni budaya, serta aksi bersih-bersih pantai. Mz