Manado, Sudara.id – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerja sama dengan Cek Fakta dengan dukungan dari Google News Initiative telah mengadakan diskusi yang bertujuan untuk mengatasi masalah disinformasi dan misinformasi di Manado pada hari Sabtu, 2 September 2023.
Diskusi ini menghadirkan perwakilan dari organisasi keagamaan, mahasiswa, dan masyarakat sipil, yang berdiskusi bersama untuk mengidentifikasi dampak buruk dari disinformasi dan misinformasi serta mencari cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyebaran informasi yang salah tersebut.
Fransiskus Talokon, Ketua AJI Manado, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh penyebaran informasi keliru dan bohong yang sering kali disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Tujuannya untuk memperkecil disinformasi dan misinformasi bahkan kalau bisa menghilangkannya, agar dampak buruknya di masyarakat, bisa diminimalisir bahkan dihilangkan,” kata Ketua AJI Manado, Fransiskus Talokon, saat membuka diskusi yang digelar di best western, Manado itu.
Selama lima tahun terakhir, informasi yang salah dan bohong telah menyebar secara luas, dan seringkali, penyebarannya melibatkan individu berpengaruh yang tidak memahami sepenuhnya dampak negatifnya. Terutama menjelang pemilu, penyebaran informasi keliru dan bohong dapat menjadi senjata untuk menyerang pihak tertentu.
“Apalagi ternyata, tanpa disadari yang ikut menyebarkan informasi yang keliru dan bohong, justru adalah orang-orang berpengaruh, yang tidak memahami dengan benar tentang hal yang disebarkan yang berdampak buruk, seperti kesalahan memahami dan merusak pikiran baik tentang satu hal,” katanya.
Adi Mersiela, perwakilan AJI Indonesia yang menjadi pemateri dalam diskusi tersebut, menjelaskan bahwa hoax ada yang menjadi perbincangan sepanjang waktu dan ada yang muncul mengikuti perkembangan situasi.
Diskusi ini juga membahas langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah disinformasi, termasuk pelatihan untuk meningkatkan literasi media melalui cek fakta, pembentukan jaringan komunikasi, pembuatan nota kesepahaman, serta penyelenggaraan diskusi rutin.
Selain itu, rencana tindak lanjut lainnya adalah membentuk grup komunikasi, meningkatkan kapasitas, serta menyebarkan konten cek fakta dan membuat laporan melalui nomor telepon cek fakta. Semua ini merupakan langkah-langkah penting dalam upaya melawan disinformasi dan misinformasi yang dapat merusak masyarakat dan institusi. (*Irzal)