Manado, SUDARA.ID – Cuaca ekstrem diperkirakan akan kembali melintas di wilayah Sulawesi Utara selama beberapa hari kedepan, yang menuntut kewaspadaan serta kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah, dalam menghadapi berbagai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang) terlebih khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir.
Informasi ini disampaikan Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Dhira Utama, melalui keterangan tertulisnya tertanggal 30 Maret 2025, yang menerangkan bahwa prakiraan cuaca ekstrem ini akan berlaku dalam periode sejak tanggal 31 Maret hingga tanggal 3 April 2025.
Dhira Utama dalam bagian dari penjelasan tertulisnya mengungkapkan, “Berdasarkan analisa kondisi dinamika atmosfer, kami memantau berbagai fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di wilayah Sulawesi Utara antara lain, nilai anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang menunjukkan anomali negatif, dan spasial Gelombang Low Frequency yang cenderung persisten dan diikuti dengan Rossby Ekuatorial yang bergerak melintasi wilayah Sulawesi Utara, turut memperkuat peningkatan aktivitas konvektif, serta faktor penunjang lain yaitu, potensi terbentuknya pola belokan angin (shearline), kondisi lokal akibat labilitas atmosfer dalam kondisi labil dan kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan atas mendukung pertumbuhan awan-awan hujan semakin intens,” jelas Dhira.
Dirinya juga mengungkapkan cakupan wilayah yang terpengaruh atas fenomena cuaca di berbagai wilayah di Sulawesi Utara.
“Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam durasi yang lama disertai kilat/petir dan angin kencang di Bitung, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolmong. Bolmong Utara, Bolmong Selatan. Kep. Sitaro, Kep. Sangihe dan Kep. Talaud hingga beberapa hari kedepan,” infonya.
Mengantisipasi resiko atas bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi beberapa hari kedepan, Dhira merekomendasikan langkah antisipatif kepada masyarakat dan pemerintah berdasarkan informasi awal yang dilaporkan BMKG.
“Kami menghimbau masyarakat dan pemerintah di Sulawesi Utara agar dapat meningkatkan KEWASPADAAN DAN KESIAPSIAGAAN terhadap peningkatan curah hujan dan angin kencang sebagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang) terlebih khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir,” himbau Dhira.
Monitoring dan informasi terhadap perkembangan cuaca ini akan terus di pantau dan perbaharui (update) oleh BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Manado.