Bitung, SUDARA.ID – Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) tahun 2025 secara resmi dibuka oleh Walikota Bitung, Hengky Honandar SE, di Satrol Kodaeral VIII, Kota Bitung, Rabu (8/10/2025).
FPSL yang merupakan salah satu dari 110 even unggulan Kharisma Event Nusantara (KEN) yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia ini, akan berlangsung mulai hari ini hingga tanggal 12 Oktober 2025.
Tema spesial, “Harmony in Diversity”, dipilih sebagai bentuk refleksi di HUT ke-35 Kota Bitung, yang menggambarkan semangat kebersamaan dan keindahan dalam keberagaman masyarakatnya.
Prosesi doa bersama yang diikuti dengan pengguntingan pita di Gapura masuk ke wahana FPSL, menandai dimulai rangkaian panjang semarak FPSL tahun 2025, yang akan berlangsung selama lima hari kedepan.
Pembukaan simbolis tersebut, disambut dengan Tarian Barongsai dan Tari Salo khas Kepulauan Sangihe, yang semakin menambah nuansa harmoni keberagaman budaya yang menjadi kekuatan masyarakat pesisir di Kota Bitung.
“Melalui Festival Pesona Selat Lembeh 2025, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Kota Bitung adalah wujud nyata dari ‘Harmony in Diversity’, keharmonisan dalam keberagaman yang hidup di setiap langkah masyarakatnya,” ujar Walikota.
“Mari terus kita jaga semangat ini, agar Bitung selalu menjadi kota yang damai, rukun, dan penuh semangat kebersamaan,” seru Walikota Hengky Honandar.
Kick Off FPSL ini juga menandai dimulainya Expo Ekraf dan UMKM Kota Bitung 2025, sebagai wadah untuk mengakomodir para pelaku ekonomi kreatif dan usaha mikro di Kota Bitung, dengan memperkenalkan berbagai produk unggulan seni dan budaya lokal khas Kota Bitung kepada para masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.
Berikut adalah rangkaian even menarik yang akan menyemarakkan Festival Pesona Selat Lembeh tahun ini, diantaranya, Mural Wall Competition, Mural Boat Competition, Gerakan Wisata Bersih Indonesia (tanam mangrove, tanam karang, reef monitoring, lomba tangkap bebek), Atraksi Budaya, Pasar Murah, Donor Darah, Layanan Pelaku Usaha & Pedagang, Pemeriksaan Kesehatan, Mata, dan Kontrasepsi Gratis, Cutting Tuna, Sailing Pass, Lomba Kuliner Nusantara “Bitung Sejuta Rasa”, dan Young Talent Show.
Menarik, Sailing Pass, yang merupakan Signature Event, yang menjadi ikon disetiap Festival ini digelar, akan dikemas tampilan spektakuler dan penuh warna.
Sebanyak 20 perahu taksi laut yang sehari-harinya beroperasi di sekitar Selat Lembeh akan bertransformasi menjadi kanvas terapung dengan mural bertema keberagaman.
Kegiatan mural perahu telah berlangsung sejak awal Oktober, dan pada puncak acara, tiga kapal patroli Satrol Kodaeral VIII akan memimpin parade laut bersama 20 perahu mural serta puluhan perahu nelayan hias, diiringi musik tradisional, atraksi budaya, dan pertunjukan yang menampilkan keindahan laut dan pesisir Kota Bitung.
Mendukung UMKM dan Ekonomi Kreatif Lokal FPSL 2025 juga menyoroti geliat ekonomi kreatif dan kuliner lokal. Di Area Culinary Festival, sebanyak 30 pelaku UMKM menghadirkan beragam kuliner khas Bitung.
Selain itu, 19 booth expo menyediakan produk dan layanan lokal, industri dan perikanan, layanan dari PT. Pegadaian serta ada peserta dari Konsulat Jenderal Philipina, 10 booth komunitas menampilkan karya budaya dan kreatif, serta 3 booth lingkungan membagikan bibit gratis dan memberikan edukasi kebersihan.
Untuk pemerataan manfaat ekonomi, disiapkan pula zona khusus bagi pedagang kaki lima (PKL) agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati dampak ekonomi dari kegiatan ini. Area PKL diatur tertata, nyaman, dan ramah bagi pengunjung.
Hari pertama juga diisi dengan penampilan musisi dan talent lokal dalam semarak budaya dan panggung hiburan rakyat yang menghadirkan suasana hangat khas pesta rakyat Bitung.
Festival ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk menari, bernyanyi, dan menikmati pertunjukan budaya bersama, menciptakan kebersamaan yang menggembirakan di tepi Selat Lembeh.
Masuknya FPSL dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 menunjukkan konsistensi dan kualitas penyelenggaraan yang terus meningkat.
Festival Pesona Selat Lembeh bukan hanya pesta budaya dan laut, tetapi juga simbol harmoni keberagaman, di mana masyarakat, pelaku seni, UMKM, dan komunitas bersatu dalam semangat kebersamaan untuk mewujudkan Bitung yang kreatif dan berdaya saing.