Manado, SUDARA.ID -Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus mengungkapkan bagaimana kegiatan “Apel Pagi” memiliki filosofi yang dapat berdampak positif untuk menunjang peningkatan kinerja para Aparatur Pemerintahan.
Filosofi apel pagi ini disampaikannya untuk mengapresiasi para jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tampak dengan sigap dan antusias mengikuti apel perdana menyambut kehadiran dirinya dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay.
Dihadiri barisan pleton Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Gubernur Yulius memberikan penjelasan tentang bagaimana pentingnya untuk melaksanakan kegiatan apel pagi sebelum dimulainya pelaksanaan tugas -tugas pemerintahan.
“Apel itu untuk mengetahui kekuatan, berapa yang hadir, berapa yang tidak hadir. Kenapa tidak hadir, sakitkah, pergikah, atau malas-malaskah, atau jangan-jangan sudah nggak ada. Itulah perlunya ada pengecekan, adanya apel di pagi hari sebelum melaksanakan tugas masing-masing,” ucap Yulius Selvanus.
Sebagaimana yang disampaikan Gubernur tersebut, Apel merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan personel dan material sebagai bagian dari kesiapan dalam mengeksekusi atau melaksanakan suatu tugas maupun kegiatan.
“Kedua juga, kita mulai belajar berdisiplin, menepati waktu untuk kapan kita mulai bekerja, karena kita ini adalah unsur-unsur pelayanan masyarakat, tentunya pelayanan publik akan kita utamakan. Kalau pelayanannya sudah malas-malas, tidak tepat waktu, pergi terus bahkan dirumah atau nongkrong di warung-warung kopi, itu jadi persoalan, karena kita digaji negara untuk berbakti kepada masyarakat,” jelas Yulius Selvanus.
Penjelasan ini menunjukkan bagaimana apel dapat memupuk kedisiplinan, tanggung jawab, serta profesionalisme bagi para aparatur pemerintahan dalam melaksanakan penugasan.
Selanjutnya, Gubernur mengungkapkan, bahwa apel merupakan sarana bagi para aparatur pemerintahan untuk bisa memperoleh berbagai informasi terkait pelaksanaan suatu tugas maupun kegiatan berdasarkan arahan dan petunjuk dari pimpinan.
“Jadi banyak hal yang bisa kita lakukan dalam kegiatan-kegiatan apel. Informasi-informasi yang perlu diketahui secara kelompok maupun secara umum supaya ada kebersamaan, keselarasan, satu langkah, tindak yang sama, dari Gubernur sampai dengan yang terbawah,” ungkap Gubernur Selvanus.
Hal ini tentunya mengungkapkan bagaimana sesi apel pagi memiliki dampak yang sangat besar atas tercipta keselarasan kinerja antar perangkat pemerintahan.
“Langkah tindak yang sama ini sangat-sangat diperlukan karena, manakala seorang pelayanan masyarakat ASN/PNS, PPPK itu dia melayani masyarakat, maka perlu keseragaman, perlu kekompakan, perlu satu suara. Tidak boleh kita mengatakan, ‘katanya.. katanya’, nggak boleh. Itu sebabnya apel sangat-sangat dibutuhkan, hingga satu suara, satu irama, satu tujuan untuk Sulawesi Utara lebih maju,” tandas Gubernur.
Bahkan, Filosofi apel pagi ini juga dikembangkan secara sederhana oleh Sang Gubernur dalam bentuk penerapan nilai praktis melalui praktek Peraturan Baris-Berbaris (PBB).
“Baris berbaris itu sangat dibutuhkan, jangan dianggap kecil, jangan dianggap remeh peraturan baris berbaris. Kenapa saudara? Dari hikmah baris-berbaris, kita biasa mendengar perintah,” sebut Yulius.
“Maju…jalan! itu perintah. Kalau dia tidak mendengar perintah, yang terjadi apa? Porak-poranda,” ujar lulusan Akademi Militer tahun 1988 tersebut.
Pada kesempatan itu, Yulius meminta barisan pleton Sekretariat Daerah, untuk memberikan contoh dihadapan para peserta apel untuk mendengar dan melaksanakan perintah PBB darinya.
“Itu PBB, dia biasa mendengar perintah, dia biasa melaksanakan perintah,” ujarnya.
“Kita pelayan-pelayan masyarakat ini, abdi-abdi negara ini, sering melihat perintah dari pimpinan kita, baik melalui aturan secara administrasi, baik langsung. Sering, setiap saat kita mendengar perintah, setiap saat kita harus melaksanakan aturan-aturan dari negara yang dimana kita sebagai pelaku-pelaku yang harus menegakkan dan mensosialisasikan. Ini sangat penting,” terang Yulius Selvanus.
Kegiatan PBB yang biasa dilakukan dalam prosesi persiapan, pelaksanaan dan pembubaran apel ini akan mempengaruhi karakteristik etos kerja para aparatur pemerintahan dalam membiasakan diri mengikuti aba-aba atau perintah pimpinan dengan kesungguhan, khususnya dalam pelaksanaan tugas yang terorganisasi.