Minahasa Utara, SUDARA.ID – Teatrikal Jalan Salib digelar Jemaat GMIM Eben Haezer Sarongsong Satu, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), untuk memperingati Paskah tahun 2025, dengan memvisualisasikan adegan kesengsaraan Yesus Kristus saat menghadapi maut, demi menebus dosa umat manusia.
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan jemaat dari Kolom Satu hingga Sembilan ini terlihat layaknya sebuah adegan nyata, mulai saat penangkapan, iringan arak-arakan Yesus menuju Bukit Golgota dengan memikul salibnya, yang berakhir dengan adegan kematian Sang Juru Selamat Yesus Kristus di tiang salib.
Adegan demi adegan yang menyayat hati disaksikan para jemaat yang mengikuti prosesi Jalan Salib tersebut dengan berjalan kaki, sesuai rute yang telah ditetapkan panitia.
Bahkan, derai tangis haru para jemaat sudah tidak terbendung lagi, saat menyaksikan adegan klimaks Penyaliban Yesus Kristus yang sangat menguras emosi, hingga ambang tarikan nafas terakhirnya menunaikan penugasannya di Bumi.
Setiap adegan memiliki makna yang mendalam bagi para jemaat untuk kembali merenungkan bagaimana besarnya kasih Kristus kepada umat manusia, hingga dirinya rela menghadapi kematian dalam kesengsaraan, untuk menanggung konsekuensi dosa.
Hal ini juga meneguhkan bagaimana mahalnya harga suatu penebusan untuk pendamaian dosa umat manusia, agar layak dihadapan Allah Bapa di Surga, untuk harapan di ‘masa depan’.
Mengingat hal tersebut, Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ), Pdt. Diane Fatmawati Malombeke Wokas, S.Th, mengajak seluruh jemaat untuk sungguh-sungguh merenungkan makna pengorbanan Yesus Kristus melalui setiap perhentian dalam Via Dolorosa, yaitu jalan penderitaan yang menggambarkan detik-detik terakhir Sang Juru Selamat.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari-Hari Raya Gerejawi (PH2RG), Herry Tombeng, SH, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya kepada Panitia, Pendeta Jemaat Pdt. Lady Nagere Lengkey MTh, Pelayan Khusus (Pelsus), serta seluruh jemaat yang telah mendukung terselenggaranya prosesi Jalan Salib, Paskah tahun ini.
“Terima kasih untuk kebersamaan dan dukungan penuh sukacita yang diberikan, kiranya iman kita semakin dikuatkan dalam mengiring Kristus,” hatur Herry Tombeng.
Baginya, prosesi Jalan Salib ini memiliki makna yang lebih mendalam yang patut untuk direnungkan, daripada hanya sekedar prosesi simbolik.
“Ini bukan sekadar prosesi simbolik, tetapi perjalanan iman yang dalam,” tuturnya
“Jalan Salib mengajarkan kita tentang kasih, pengorbanan, dan belas kasihan. Kiranya ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk menghidupi nilai-nilai Kristiani dalam keseharian,” pesannnya.
Prosesi Jalan Salib tahun ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan dalam memeriahkan perayaan Paskah, tetap juga sebagai momentum spiritual yang mengesankan di hati para jemaat sebagai wujud refleksi dari kesetiaan iman.