Minahasa Utara, SUDARA.ID – Direktorat Perlindungan Perkebunan (Ditlinbun) Dirjen Kementan RI kembali mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada para petani kelapa di Sulawesi Utara (Sulut) terkait intercropping (tumpang sari) dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada lahan perkebunan kelapa.
Kali ini para petani kelapa dari 3 Kabupaten yaitu Minahasa Utara (Minut), Minahasa Selatan (Minsel) dan Minahasa Tenggara (Mitra) mendapat kesempatan untuk semakin menguatkan pemahaman mereka terkait perlindungan tanaman serta peningkatan nilai tambah dan daya saing tanaman Kelapa di Room Ratulangi 1 Ballroom, Hotel The Sentra Manado, Rabu (31/1/2024).
Bimtek yang secara resmi dibuka oleh Bupati Minahasa Utara Joune JE Ganda SE MAP MM MSi ini menghadirkan 2 narasumber yaitu Dr Ir Ismail Maskromo MSi dari Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memaparkan bagaimana prospek agribisnis intercropping (tumpang sari) untuk kelapa dan jagung dan Dr Novalisa Lumentut SP MScP dari Badan Standardisasi Instrumen Tanaman Palma (BSIP-Tanaman Palma) yang menjabarkan pengenalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman Kelapa.
Ketua Kelompok Pengendalian OPT Tanaman Kelapa Sawit, Aneka Palma, Penyegar, dan Tahunan Lain Ditlinbun Ditjenbun Kementan RI, Dedy Aminata, SE, M.Sc mewakili Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah, STP, MT mengungkapkan bahwa dipilihnya tema intercropping pada perkebunan kelapa bertujuan untuk mengoptimalisasi lahan sehingga memiliki nilai tambah bagi para petani.
“Kelapa merupakan komoditi penting dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomi,” ujarnya.
Dengan diterapkannya pola intercropping, ini akan memaksimalkan potensi lahan perkebunan kelapa sehingga menjadi lebih produktif yang akan berdampak pada meningkatnya pendapatan para petani kelapa.
“Dengan mengusahakan jagung sebagai tanaman Sela diantara tanaman kelapa dapat menambah penghasilan petani dapat meningkatkan efektivitas pemanfaatan sumberdaya lahan meningkatkan intensitas penanaman persatuan luas mampu memberikan nilai tambah yang cukup signifikan dan menekan biaya untuk pengendalian gulma,” terangnya.
Namun perlu diakui, serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) berpotensi mempengaruhi produksi atas pengoptimalisasian lahan perkebunan, sehingga pada penyelenggaraan bimtek ini, pemaparan narasumber mengenai pengendalian OPT menjadi poin penting bagi para petani kelapa yang hadir.
“Terkait dengan daya saing juga tentu kaitannya dengan mutu, mutu tidak terlepas dari bagaimana kita melakukan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di kebun kita. Oleh karena itu untuk menjaga mutu produksi kita yang baik, penting bagi kita semua untuk melaksanakan pengendalian OPT,” ucap Dedy.
“Dalam rangka untuk meminimalisasikan kehilangan hasil akibat Serangan OPT, maka perlu dilakukan pengendalian OPT Tanaman kelapa secara berkelanjutan sehingga luas areal terserang opt dapat menurun,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Minut Joune Ganda sangat berterima kasih dan mengapresiasi difasilitasinya para petani kelapa Sulut oleh Ditlinbun untuk mendapatkan pemahaman berkelanjutan terkait intercropping dan pengendalian OPT.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten, Bupati dan Wakil Bupati, menyampaikan apresiasi atas inisiasi kegiatan ini, dalam rangka peningkatan SDM dan teknologi, serta peningkatan hasil produksi perkebunan untuk menopang sektor produksi dan perekonomian masyarakat, bangsa dan negara,” hatur Joune Ganda.
“Kami memberikan apresiasi atas inovasi kegiatan ini, dengah harapan, kegiatan ini akan menjadi stimulun untukmengembangkan dan menghasilkan produk hasil perkebunan serta bisa meningkatkan nilai jual petani, atas hasil produksi perkebunan, dan stimulun teknologi untuk antisipasi serangan hama atas perkebunan masyarakat,” ucap Joune Ganda.
Joune Ganda berpesan kepada para petani kelapa peserta bimtek, “Saya mengajak, peserta Bimtek untuk bisa mengikuti dengan baik semua materi dari narasumber. Pengetahun dan wawasan ini, sebagai bahan antisipasi pasar global yang menuntut hasil produksi maupun produk turunan yang dihasilkan oleh pekebun, untuk menjadi lebih baik, dan terjamin mutu kualitasnya, dalam menghadapi persaingan diantara produk pertanian daerah dan negara lain,” ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Pengendalian OPT Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditlinbun Rony Novianto, SP, MM, Ketua Tim Kerja Pengendalian OPT Tanaman Penyegar dan Tahunan Lain Ditlinbun Ratri Wibawanti, SP, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan (BPTP) Dinas perkebunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Jouke H Kumendong SP MSi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Utara Ir. Wangke Karundeng, MAP.