Bolmut, SUDARA.ID – Seorang Warga Negara Asing (WNA) berinisial MAK (37) protes suara speaker alias soundsystem dari rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara Pemilu 2024 tingkat kecamatan Bintauna, Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Bule asal negara Mesir tersebut, mendatangi tempat rapat dan menyampaikan keluhannya.
“Jadi yang bersangkutan (ybs) datang ke Kecamatan (Aula Serbaguna kantor Kecamatan Bintauna) untuk menyampaikan komplain karena keras terganggu dengan suara Sound system acara pleno,” ungkap Kapolres Bolmut AKBP Juleigtin Siahaan, Senin (26/2/2024).
Kapolres mengatakan kejadian protes suara soundsystem pada hari Kamis (22/2), sekitar pukul 00.00 Wita. Saat itu, bule tengah menginap disalah satu homestay dekat dengan lokasi rapat pleno tingkat kecamatan.
“Ybs menginap di homestay yang berlokasi persis di sebelah tempat pleno. Kejadian sekitar jam 24.00 Wita, saat itu ybs ditemui oleh petugas diluar kantor camat,” terang Siahaan.
Kapolres menilai ada perbedaan budaya sehingga bule tersebut, datang dan melakukan protes suara soundsystem pada malam hari. Lanjutnya, saat diberikan pengertian bule tersebut, mengerti dan kembali ke tempat dia beristirahat.
“Memangkan pak Budaya di luar negeri sangat menghargai privasi. Dan diberi pengertian. Dari petugas PPK juga akhirnya mengurangi volume suara Soundsystem,” jelas Siahaan.
Siahaan menceritakan bule tersebut, bekerja di PLTU yang ada di Bolmut. Setelah WNA itu kembali homestay rapat pleno dilanjutkan dan telah selesai. Senin kemarin (26/2) di geser ke KPUD.
“Pleno di Kecamatan Bintauna sudah selesai dan hari ini akan digeser ke KPUD. Beliau tenaga asing yang direkrut oleh PLTU Bolmut,” ceritanya.
Sebelumnya, video WNA yang melakukan protes hingga terjadi adu mulut dengan seorang pria dilokasi rapat pleno kecamatan sempat viral di dunia maya.
Media ini berupaya melakukan konfirmasi kepada pria didalam video itu, kini diketahui bernama Mahdi Masud seorang Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Bintauna. Ketika di konfirmasi melalui telepon dirinya menjelaskan jika bule tersebut melakukan protes dan masuk di dalam ruangan yang sedang menggelar rapat pleno kecamatan.
“Dia merasa Terganggu, karena suara speaker, biasakan kalau agak ribut, apa lagi kalau ada tanggapan (dari para saksi),” kata Mahdi, Senin (26/2/2024).
Mahdi menceritakan saat rapat pleno tingkat kecamatan sedang berlangsung bule itu, datang dengan nada marah karena kesal dengan suara speaker yang digunakan peserta rapat.
“Dia Langsung masuk di arena pleno, masuk kedalam. marah-marah dia, Dia bilang waktunya sudah terganggu. Jam begini masih ribut ribut,” ungkapnya, menceritakan dialog dengan bule menggunakan bahasa inggris.
Mahdi mengatakan dirinya sempat emosi, sehingga menyuruh bule tersebut untuk keluar. Menurutnya tidak sembarang orang bisa masuk diruanh rapat pleno tanpa izin petugas.
“Sayakan pengawas pemilu di tingkat Kecamatan, disitu saya usir, orang lain kan tidak bisa ganggu pleno. Saya sedikit emosi, Makanya saya suruh pulang. Setelah itu kami minta bantu polisi, dan dia diantar pulang (kembali ke homestay) selanjutnya aman,” kata Mahdi
Mahdi menjelaskan sebab saat itu, harus menggunakan speaker dengan tingkat suara agak keras. Menurutnya saat itu sedang hujan jadi itu sebab menggunakan speaker. Keasikan menjalani forum rapat, sehingga tidak mengetahui hujan telah redah.
“Kan membaca menggunakan speaker karena kalau tidak, sebentar kita tidak tahu apa yang dibacakan PPS. Kondisi saat itu hujan, kita kan sudah tidak mengetahui hujan sudah redah atau belum. Selesai itu dia masuk di arena. Merasa risih disitu, merasa suara speaker kuat, dia komplain waktu tidurnya terganggu,” paparnya.