Scroll untuk baca artikel
Example 360x360
Example 728x250
Pariwisata

Membuka Era Baru Geotourism di Tanah Air, Pertamina Geothermal Energy Resmikan Lao-Lao Geopark di Lahendong

×

Membuka Era Baru Geotourism di Tanah Air, Pertamina Geothermal Energy Resmikan Lao-Lao Geopark di Lahendong

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Tomohon, sudara.id – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) kembali membuktikan perannya sebagai pelopor di industri panas bumi Indonesia dalam hal pengembangan energi bersih panas bumi untuk sektor pariwisata. PGE meresmikan pilot project Lao-Lao Geopark pada Minggu (7/1), di area PGE Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara. Lao-Lao Geopark merupakan kolam pemandian air panas pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi panas bumi secara langsung (direct use).

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi mengungkapkan bahwa pencapaian ini adalah bukti nyata keberhasilan PGE dalam mencapai tahap “beyond electricity.” “Sebelumnya hal tersebut jadi salah satu tantangan utama pengembangan industri panas bumi di Indonesia. Dengan diresmikannya Lao-Lao Geopark, ditegaskan bahwa panas bumi bukan hanya industri hijau yang berdampingan harmonis dengan lingkungan, tetapi juga dapat menjadi pendorong industri pariwisata Tanah Air,” jelas Julfi.

Example 300x600

Julfi juga menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan realisasi misi PGE dalam menciptakan nilai (value creation) dengan mengoptimalkan potensi energi panas bumi. Proyek tersebut merupakan upaya PGE dalam melakukan transisi bisnis melalui pengembangan produk turunan panas bumi di sektor pariwisata.

Baca juga:   Rangkaian Libur Panjang Januari 2025, ada Isra Miraj dan Imlek 

 


Proyek Lao-Lao Geopark dimulai pada 8 Desember 2022 dan rampung pada 30 Desember 2023 lalu. Sumber energi utama yang digunakan untuk operasional Lao-Lao Geopark berasal dari PLTP PGE Area Lahendong yang memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan listrik masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Lao-Lao Geopark sendiri menerapkan heat exchanger sebagai pemanas air dengan memanfaatkan energi panas dari fluida panas bumi yang belum terutilisasi. Teknologi ini mampu menghasilkan air hangat dengan suhu sekitar 37 derajat Celcius hingga 39 derajat Celcius (99 derajat Fahrenheit hingga 102 derajat Fahrenheit).

Baca juga:   Wagub Steven Kandouw Pimpin Apel Peringatan Bulan K3 Nasional: Pentingnya Menerapkan Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sebelumnya, geotourism juga telah diterapkan di beberapa negara di seluruh dunia. Salah satunya adalah Blue Lagoon, yang merupakan destinasi pemandian air panas buatan manusia terbesar yang terletak di Islandia.

“Ke depannya, kami berharap proyek ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan riset pengembangan non-konvensional terhadap potensi panas bumi bagi sektor pariwisata,” ujar Julfi.

Sementara itu, pada Desember lalu, PGE Area Lahendong dianugerahi PROPER Emas oleh Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan. Program Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso di PGE Area Lahendong telah berhasil memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan dan meningkatkan 60,1 persen pendapatan masyarakat setempat.

Baca juga:   Temui Menteri, Gubernur Yulius Selvanus Gerak Cepat Kembangkan Pariwisata dan Ekraf Sulut

Mapalus Tumompaso sendiri berhasil mengedukasi lebih dari 1.400 warga setempat melalui beberapa program turunan, yaitu Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan Energi Terbarukan, Bank Sampah Setor Jo, dan Konservasi Fauna Endemik Monyet Hitam Sulawesi atau Yaki (Macaca Nigra).

Saat ini, PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, di mana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Mz*

Example 300250
Example 120x600
Example 300250 Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *