Manado, SUDARA.ID – Gubernur Sulawesi Utara, Mayjend TNI (Purn) Yulius Selvanus SE, memiliki pemikiran yang tidak biasa dalam gagasannya untuk memperkuat kapasitas berbagai spot wisata di Sulut dalam upaya meningkatkan kunjungan dan investasi kepariwisataan di Sulawesi Utara, yang akan berdampak nyata bagi perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah.
Beberapa waktu belakangan ini, Gubernur Yulius mulai memberi atensi terhadap aset-aset daerah yang memiliki potensi wisata untuk di pugar dan ditata ulang, serta memberikan atensinya terhadap berbagai sarana pendukung wisata, seperti seni, budaya dan sejarah yang menjadi ciri khas kearifan lokal yang ada di Sulawesi Utara.
Terbaru, Gubernur YSK mengumpulkan pihak-pihak terkait beserta instansi lainnya guna mengetahui data dan persoalan yang terjadi di lokasi lahan eks Manado Beach Hotel (MBH), yang berlokasi di jalur pesisir pantai utara jalan Trans Sulawesi Desa Mokupa, Kabupaten Minahasa.
Diketahui, Pemprov Sulut memiliki lahan seluas 118 hektar di lokasi yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Sulawesi Utara (PPSU) tersebut.
“Eks Hotel MBH ini merupakan aset yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sektor pariwisata daerah,” tegas Gubernur Yulius.
“Ini kami akan evaluasi lagi dan komunikasikan, serta akan dipertegas aturan-aturan yang berlaku di sana,” ujar Gubernur, Kamis (3/4/2025).
Dengan aturan yang jelas, lahan eks MBH ini akan lebih mudah untuk menarik para pengusaha untuk berinvestasi.
“Untuk itu kita akan segera datangkan investor. Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah banyak investor yang melirik tempat itu,” ucap Gubernur.
Selain melirik potensi lokasi wisata, Gubernur juga memberi atensi terhadap eksistensi budaya khas Sulawesi Utara, melalui Lomba Maengket Se-Sulawesi Utara, yang akan memperebutkan Piala Gubernur 2025, yang akan dihelat dalam pagelaran Festival Seni Budaya Negeri Rurukan, Kota Tomohon pada tanggal 25-26 April 2025.
Festival yang akan melibatkan para pelaku Seni Budaya ini, bila dikemas dengan baik dan profesional melalui sarana promosi yang melibatkan pelaku ekonomi kreatif, tentu berpotensi menjadi destinasi wisata, yang menarik pengunjung, baik dari kalangan komunitas pecinta budaya, maupun para wisatawan.
Beberapa bulan sebelumnya, Gubernur Yulius juga sempat memberikan atensinya terhadap grup musik bambu, yang menurutnya membutuhkan sentuhan tangan pemerintah dalam menjaga eksistensi musik bambu, dengan menumbuhkan minat para kaum muda untuk bermain musik menggunakan alat musik bambu, serta memberi ruang musik bambu dalam berbagi kegiatan khususnya dalam berbagai agenda kepariwisataan.
Selain itu, seni kerajinan berbahan dasar eceng gondok di Danau Tondano juga, yangs empat dikunjunginya, direncanakan akan dijadikan industri kreatif untuk mendukung dunia wisata sebagai souvenir yang tepat guna bagi wisatawan.
Tidak hanya sampai disitu, Gubernur juga memberi atensi kepada wisata sejarah, seperti museum-museum dan lokasi bersejarah yang ada di Sulawesi Utara.
“Namanya museum ya tua, tapi perlu juga dirawat dengan baik, tidak bisa dibiarkan. Besok pagi harus segera dikerjakan dan ditata dengan baik,” ucap Gubernur saat sidak Museum yang berlokasi di Jalan W.R. Supratman Nomor 72, Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sabtu (29/3/2025) sekira pukul 22.00 WITA, sebagaimana dikutip Tribun Manado.
Gubernur berpendapat bahwa para turis- turis khususnya mancanegara memiliki kepedulian terhadap sejarah suatu daerah yang sedang mereka dikunjungi saat berwisata.
Mengemas kelayakan Sulawesi Utara sebagai destinasi tujuan wisata, memang tidak hanya sekedar tentang panorama yang indah, namun seni, budaya, kearifan lokal dan sejarah juga tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para turis atau wisatawan untuk mengeksplor Sulawesi Utara.
Keindahan alam bawah laut Bunaken, yang kaya akan keanekaragaman hayati, mulai dari ikan kecil penghuni terumbu karang, hingga predator besar seperti Hiu karang, menjadikannya wilayah yang berstatus sebagai Taman Nasional dan Situs Warisan Dunia Unesco, ramai dikunjungi wisatawan sepanjang tahun.
“Banyak wisatawan kita khususnya Cina, bahkan Asia membanggakan udara Sulut, langit biru, laut birunya,” jelasnya.
Tidak bisa dipungkiri, kunjungan para wisatawan yang menikmati dunia selam bawah laut sepanjang tahun, telah menjaga keseimbangan kunjungan wisata Sulut selama ini, selain kunjungan kapal-kapal pesiar yang singgah di pelabuhan Samudera Kota Bitung dengan membawa ribuan penumpang setiap tahunnya.
Bisnis kreatif dunia penyelaman Sulut, dengan jaringan yang mendunia ini secara senyap, cepat dan tepat, telah menyumbang promosi wisata Sulut diberbagai belahan dunia.
Namun demikian, upaya Gubernur Yulius Selvanus untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan Kepariwisataan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, patut mendapat apresiasi, atas segala atensi terhadap hal-hal yang mungkin luput dari perhatian selama ini.
Kedatangan para wisatawan mancanegara melalui penerbangan langsung ke Bandara Sam Ratulangi, juga menjadi salah satu strategi yang menjanjikan bagi dunia wisata Sulut.
Kedatangan 137 turis asal Nanjing, China melalui direct flight (penerbangan langsung) maskapai Trans Nusa ke Manado telah membuka kembali konektivitas jalur kunjungan wisata internasional ke Sulut, setelah sempat terputus akibat pandemi covid yang berkepanjangan.
Langkah strategis ini telah membuka kesempatan atas jalur-jalur penerbangan internasional lainnya untuk membuka penerbangan langsung ke Manado.
Perhatian Gubernur dalam setiap kunjungannya ke berbagai spot wisata dengan segala pemikirannya untuk pengembangan dan peningkatan kepariwisataan Sulut ini, hendaknya bisa diterjemahkan dengan bijak oleh instansi, pelaku wisata dan industri ekonomi kreatif, termasuk para calon investor kepariwisataan, untuk bisa bersama-sama mencurahkan ide, kreatifitas dan kinerja yang dapat memberi kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi daerah melalui pengembangan Pariwisata Sulut yang berdampak nyata langsung kepada masyarakat. (***)