Manado, SUDARA.ID – Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara (Sekprov Sulut), Steve Kepel ST M.Si menekankan pentingnya penerapan “Manajemen Modern” dalam aspek pembangunan dan pengelolaan perekonomian desa, saat menjadi pemateri dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas aparatur/perangkat pemerintah Desa, yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa ( PMD) Daerah Provinsi Sulawesi Utara di Arya Duta Hotel Manado, Sabtu (14/12/2024).
Steve Kepel memaparkan apa yang menjadi ciri utama Manajemen Modern, yang bisa diterapkan oleh para aparatur dan perangkat desa dalam membangun ketahanan ekonomi desa.
“Ciri utama dari Manajemen Modern adalah, segala sesuatu berbasis teknologi. Dia dapat mengoperasikan segala sesuatu dengan teknologi. Ekonomi pasar di online, ada namanya market place (pasar online). Ini kemudahan-kemudahan yang kita peroleh dimasa sekarang karena teknologi,” kata Sekprov mengawali.
Menurut Kepel, kapasitas pemanfaatan teknologi akan memberikan akselerasi kinerja yang baik bagi para aparatur desa. “Personal Komputer (PC), Laptop dan Handphone wajib disiapkan, karena pemanfaatan teknologi dalam mengoperasikan, dalam memantau, termasuk dalam mengambil suatu keputusan,” ucap Kepel.
“Yang kedua, ciri utama dari manajemen modern itu adalah, segala keputusan yang diambil itu “by data”, seperti pilkada baru-baru ini, belum satu bulan, itu semua berdasarkan data. Karena logikanya memang begitu, by data,” tandas Steve Kepel.
“Keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah, oleh para pihak yang berkompeten terhadap kegiatan ini, berdasarkan data yang diperoleh,” terang Kepel.
Dirinya pun secara spesifik mengacu pada data inventarisasi komoditi pertanian yang ada di suatu wilayah pedesaan. “Bapak-ibu mengedepankan komoditi yang ada di desa masing-masing itu, semuanya by data. Berapa banyak petani kopra disini, berapa banyak petani cengkeh disini, berapa banyak nelayan ada disini, berapa banyak petani barito di sini ada. Kalau Bapak-ibu sudah mampu mengidentifikasi seperti ini, sadar atau tidak sudah menerapkan apa yang disebut manajemen modern,” ungkap Steve Kepel.
Sementara untuk ciri Manajemen modern yang ketiga, Steve Kepel menyebutkan bagaimana fleksibilitas, telah menjadi sesuatu yang krusial agar perekonomian desa dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan dinamika dunia agrobisnis yang terus bergerak maju.
“Yang ketiga, kita memiliki fleksibilitas terhadap suatu perkembangan. Kenapa saya katakan begitu? Kira-kira awal tahun lalu, ada petani dari Modoinding, tiba-tiba mengeluhkan produk pertanian mereka tidak bisa bisa dijual. Apa langkah yang harus diambil?,” ucap Steve Kepel.
“Adaptif, maksudnya sebagai pimpinan Desa, pimpinan kecamatan, perangkat desa, mampu membaca situasi pasar, mengolah produk-produk pertanian, produk-produk perikanan, produk-produk apa saja yang dihasilkan oleh desa,” jelas Kepel.
“Memiliki fleksibilitas terhadap segala sesuatu. Kalau pasar lagi jenuh dengan produk yang itu, ya kita olah produk yang lain. Kalau mengedepankan produk nelayan ikan tangkap, berdayakan yang disebut budidaya perikanan. Tentu saja, torang (kita) mesti banyak inovasi, fokus terhadap produk-produk yang dihasilkan. Sebab bagaimanapun dunia ini berkembang dengan dinamikanya sendiri. Berarti keinginan kesukaan konsumen itu mulai beragam. Lama-lama dia pastii (bosan) kalau cuma itu-itu terus yang dia peroleh. Itulah yang menjadi ciri utama dari manajemen modern,” tutup Steve Kepel.