Bitung, SUDARA.ID – Walikota Bitung Hengky Honandar SE, menyoroti pentingnya memperkokoh penghayatan akan setiap nilai-nilai luhur Pancasila, agar siap dalam menghadapi berbagai tantangan Globalisasi dan Digitalisasi yang berpotensi memudarkan arah dan tujuan pembangunan bangsa.
“Jangan sampai Globalisasi dan Digitalisasi yang kian berkembang memudarkan akar kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan, pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ke ruang-ruang digital,” tandas Walikota Honandar, saat menyampaikan sambutannya dalam gelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025, pada Apel Korpri Pemkot Bitung, Senin (2/6/2025).
Walikota yang baru beberapa pekan lalu (20/5), menghadiri Sarasehan Kebangsaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, menekankan pentingnya menjiwai Pancasila sebagai pedoman dan penuntun, dalam mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, serta menjaga persatuan bangsa.
“Pembangunan Bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila,” lugasnya.
Menurut Honandar, nilai-nilai Pancasila harus tetap menjadi pedoman, ketika masyarakat memasuki ruang-ruang digital yang saat ini telah menjadi bagian dari gaya hidup global.
“Dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif, bahwa dunia maya buka ruang bebas nilai. Etika, toleransi, dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalm berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya,” ujar Honandar.
Dirinya juga mengajak masyarakat untuk bersama- sama racun-racun digitalisasi yang dapat melemahkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
“Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi dengan literasi digital yang semakin baik serta semangat gotong-royong,” ajak Walikota.
Walikota mengingatkan, bahwa Pancasila adalah ideologi yang membuat Bangsa Indonesia dengan segala keberagamannya dapat tetap berdiri utuh hingga saat ini.
“Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia, mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya,dan bahasa yang berbeda-beda. Dari Pancasila kita belajar bahwa kebhinekaan adalah kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial dan penghormatan terhadap martabat manusia,” gugah Walikota.
Sementara itu, melihat tantangan Globalisasi yang semakin kompleks, Walikota Kota Honandar menyampaikan, bahwa saat ini Pemerintah RI tengah melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai sektor dan dimensi kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ke ruang-ruang digital, melalui program ASTA CITA, yang merupakan misi utama dari Pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Pertama, dalam kehidupan pendidikan kita harus menanamkan Pancasila sejak dini, bukan hanya dalam pelajaran formal, tetapi juga dalam praktek keseharian,” ucap Honandar.
“Sekolah dan Perguruan Tinggi harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan kuat dalam integritas moral,” tekan Honandar.
“Kedua, dilingkungan pemerintahan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan, dan berpihak pada rakyat,” lanjut Honandar.
“Setiap kebijakan dan program Pemerintah Kota Bitung harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bulan sekedar kepentingan golongan atau kelompok tertentu,” imbuhnya.
“Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat. Keadilan sosial sebagaimana yang termaktub dalam Sila kelima, harus menjadi orientasi utama,” tuturnya.
“Pemerintah Kota Bitung akan terus mendorong pemberdayaan UMKM, ekonomi kerakyatan, serta Koperasi, sehingga tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa,” tekad Walikota.
Penghayatan serta kesadaran kolektif akan nilai-nilai luhur dari Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi, akan membuat Bangsa Indonesia siap menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi, seperti pengaruh budaya asing, individualisme, penyalahgunaan kekuasaan, dan radikalisme.