Manado, SUDARA.ID – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Drs Steven OE Kandouw, menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan terhadap potensi tindakan bandit pangan dalam menghadapi tantangan ke depan. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Capacity Building dan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulut di Ruang Rapat KPw Bank Indonesia Provinsi Sulut, Rabu (31/1/2024).
Steven Kandouw menyatakan bahwa para pelaku bandit pangan kemungkinan telah belajar dari upaya penetrasi yang dilakukan tahun sebelumnya. “Bandit pangan akan mencari celah tahun lalu untuk memanfaatkan ketersediaan pangan ini yang menyangkut hajat hidup banyak. Karena itu, kita harus terus melakukan gerakan Pangan Murah dan pasar murah untuk pengendalian inflasi,” ujarnya dengan tekad.
Wakil Gubernur Steven Kandouw mengapresiasi kerjasama antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan TPID kabupaten/kota yang telah berhasil menjaga inflasi Sulut di bawah tingkat nasional pada tahun lalu. Dalam konteks pengendalian inflasi, ia menyoroti sinergitas TPID dalam mengidentifikasi ketersediaan pasokan, kelancaran produksi, dan komunikasi efektif.
Kandouw menekankan perlunya terus mengupdate situasi dan melanjutkan keberlanjutan gerakan Pangan Murah dan operasi pasar sebagai strategi efektif menghadapi tantangan, terutama menjelang Idul Fitri. Dia juga menyoroti rencana penyaluran beras Bulog, kerjasama dengan pedagang, dan perluasan koordinasi dengan Bulog.
“Tinggal kemauan kita saja untuk menganggarkan insentif fiskal adalah untuk pengendalian inflasi,” kata Steven Kandouw. Dia juga menekankan pemanfaatan Infokom untuk sosialisasi, bersama media massa dan tokoh agama, mengenai bahaya inflasi.
Wagub Kandouw berharap tahun 2024 mampu menyusun laporan yang baik, dan ia mengingatkan agar dana desa juga dianggarkan untuk pengendalian inflasi. “Harapannya tahun ini bisa sampai 5 persen,” pungkasnya. Acara ini dihadiri oleh Bupati/Walikota kabupaten/kota se-Provinsi Sulut dan pejabat Pemprov Sulut.
