Manado, sudara.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menambah jarak radius aman imbas erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro jadi 7 km. Potensi Tsunami ditetapkan kembali usai sebelumnya dicabut.
Kepala Balai Pemantauan Gunung Api Dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku Juliani Rumambi mengatakan usai Gunung Ruang berstatus Awas (Level IV), pada Selasa (30/4) pukul 01.30 Wita menetapkan jarak radius aman jadi 7 km. Menurutnya, hal tersebut berdasarkan evaluasi aktivitas Gunung.
“Erupsi tadi malam kami menaikan status Gunung ruang dari level 3 (siaga) menjadi level 4 (awas) dan menaikan radius aman bagi masyarakat yang tadinya 6 km menjadi 7 km,” ungkapnya, Selasa (30/4/2024).
Lebih lanjut, laporan yang diterima Juliani di lokasi erupsi Gunung Ruang pada Selasa (30/4) lebih besar dari erupsi yang sempat terjadi di pada Rabu (17/4) lalu. Kondisi tersebut, membuat pihaknya menambah jarak radius aman jadi 7 km.
“Dikabarkan dari teman – teman yang ada disana bahwa memang erupsi yang tadi malam itu lebih besar dari pada erupsi tanggal 17 April lalu itu juga disertai gemuruh gempa terus menerus terasa dan juga lontaran dari Gunung Ruang itu sehingga dampaknya lebih cepat sampai ke Manado karena lebih besar dari sebelumnya,” tuturnya.
Selain jarak aman, Juliani juga menyampaikan pihaknya kembali menetapkan potensi Tsunami pada erupsi kali ini. Hal itu ditetapkan, usai dicabut gegara aktivitas Gunung Ruang di Sitaro yang sempat menurun sejak erupsi pada Rabu (17/4) lalu.
“Kami masih menetapkan potensi Tsunami yang sebelumnya kami cabut tanggal 21 April (2024) kemudian karena erupsi tadi malam kami tetapkan kembali level 4 (Awas) dan (Potensi) Tsunami untuk berjaga-jaga,” tungkasnya.
Lebih detail, Juliani menceritakan potensi Tsunami ditetapkan karena mengantisipasi material yang dilontarkan imbas erupsi Gunung Ruang ke laut dengan signifikan bisa menyebabkan Tsunami. Dia mengatakan yang lebih ditakutkan runtuhnya badan Gunung ke laut.
“Yang apabila material yang dilontarkan dari Gunung Ruang itu volumenya signifikan masuk ke dalam air laut meningkatkan volume air laut itu yang pertama. Dan yang kedua lebih takutkan lagi adalah runtuhnya badan Gunung sehingga mengakibatkan Tsunami,” terangnya.
Juliani membeberkan pihaknya, tidak bisa memastikan ukuran Tsunami bila benar terjadi. Namun, dirinya mengingatkan Gunung ruang memiliki historis tentang Tsunami.
“Dan memang untuk Gunung Ruang sendiri ada riwayat pernah terjadi Tsunami tahun 1800 M. Kita tidak bisa mengukur berapa potensinya tapi potensi ke arah sana bisa saja,” imbuhnya.