Manado, sudara.id – Marsya Victorina Cecilia Ratumbanua, seorang mahasiswi Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Manado (Polimdo), terlihat antusias dalam kegiatan pembersihan sampah di kawasan hutan Mangrove Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Pada Senin (25/11/2024), ia bersama anggota Komunitas Muda Peduli Alam (KMPA) Tansa turut serta membersihkan sampah yang melilit dahan, daun, dan akar pohon Mangrove.
Menurut Marsya, sampah yang menumpuk di pohon Mangrove dapat memperpendek usia pohon tersebut.
“Setiap sampah yang melilit dahan, daun, maupun akar pohon Mangrove secara tidak langsung memperpendek kehidupan Mangrove. Jika mangrove itu mati, dampaknya akan sangat besar bagi kehidupan biota laut dan juga manusia,” ungkapnya.
Marsya menjelaskan pentingnya peran Mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.
“Mangrove memiliki manfaat yang sangat vital, seperti mencegah erosi, menjaga keseimbangan iklim, menjadi habitat bagi biota laut, serta menyerap gas CO2,” katanya.
Oleh karena itu, kegiatan pembersihan yang dilakukannya bersama KMPA Tansa ini merupakan bentuk kepedulian terhadap keberlangsungan ekosistem pesisir.
Dalam kegiatan tersebut, Marsya dan rekan-rekannya berhasil mengumpulkan dua tas besar sampah yang terdiri dari plastik, jala bekas penangkap ikan, sinar, dan tali nilon.
“Sampah-sampah ini sangat berbahaya bagi Mangrove, jika tidak segera dibersihkan akan mengancam keberlanjutan hutan Mangrove itu sendiri,” ujar Marsya.
Dia juga menambahkan bahwa hutan Mangrove di Kelurahan Meras memiliki kondisi yang baik, dengan berbagai jenis Mangrove seperti Bruguera, Ceriops, dan Rhizophora yang tumbuh subur di kawasan tersebut.
Ketua KMPA Tansa, Meikel Pontolondo, menyatakan bahwa kegiatan konservasi ini merupakan bagian dari program bulanan yang akan terus dilakukan secara berkelanjutan.
“Hari ini kita fokus pada konservasi ekosistem pesisir, dan esok kita mungkin akan fokus pada isu lain seperti pertanian, hutan daratan, atau sosial. Semua kegiatan ini berdasarkan hasil observasi, dan kami berharap aksi kecil yang dilakukan bisa memberikan dampak besar,” ujar Meikel.
Marsya menambahkan bahwa ia merasa sangat berbahagia dapat terlibat dalam program pembersihan dan penanaman bibit Mangrove jenis Rhizophora yang digagas oleh KMPA Tansa.
“Ini adalah pembelajaran yang sangat berarti, apalagi dalam konteks konservasi yang mengajarkan kita untuk melindungi, melestarikan, dan mengelola alam dengan bijak dan terukur,” tuturnya. Mz