Manado, sudara.id – Hari ini, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Sulut Gorontalo (BSG) digelar dalam momentum penting yang tak sekadar menyangkut kelangsungan lembaga keuangan daerah, tetapi juga masa depan perekonomian Sulawesi Utara secara keseluruhan.
RUPS ini menjadi panggung strategis dalam menata ulang arah pembangunan ekonomi daerah lewat institusi perbankan milik rakyat.
Dalam konteks ini, Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Stevanus Komaling (YSK), sebagai pemegang saham mayoritas melalui Pemerintah Provinsi Sulut, berada di posisi kunci untuk mengarahkan transformasi struktural BSG yang lebih progresif dan profesional.
Momen ini bukan hanya soal mengganti atau mempertahankan posisi direksi dan komisaris, tapi soal menentukan siapa yang layak menakhodai bank daerah yang mengelola kepercayaan jutaan masyarakat Sulut dan Gorontalo.
*BSG sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi Daerah*
Bank daerah seperti BSG bukanlah sekadar lembaga simpan pinjam. BSG adalah instrumen strategis pembangunan. Di tengah kelesuan ekonomi nasional, dan dinamika represi geoekonomipolitik global yang berakibat pada meningkatnya tekanan fiskal nasional hingga daerah, dan ketimpangan akses keuangan di daerah pesisir dan pedalaman, BSG memiliki peran vital: menjadi jembatan antara kebijakan fiskal daerah dengan kebutuhan ekonomi masyarakat akar rumput.
Bank adalah institusi berbasis trust/kepercayaan. Ketika masyarakat percaya pada manajemen bank, mereka akan menitipkan dana, mengambil kredit usaha, dan menggunakan layanan keuangan lainnya.
Maka, kepercayaan publik terhadap jajaran direksi dan komisaris bukan hal remeh. Ia menentukan hidup matinya bank. Dan lebih jauh, menentukan kelancaran pembangunan ekonomi Sulut.
Dalam konteks ini, penunjukan jajaran direksi dan komisaris bukan semata-mata soal akomodasi politik atau kepentingan jangka pendek. Ia adalah keputusan strategis. Harus berbasis kompetensi, rekam jejak, dan integritas.
*YSK dan Tanggung Jawab Strategis Sebagai Gubernur dan Pemegang Saham Mayoritas*
Sebagai kepala daerah sekaligus pemegang saham mayoritas, YSK memikul tanggung jawab besar. Publik kini menanti arah kepemimpinan barunya dalam menata ulang BSG menjadi bank daerah modern, profesional, dan berpihak pada pembangunan berkelanjutan.
YSK sebagai Gubernur baru saja terpilih, telah dikenal dengan semangat reformisnya, terutama dalam mendorong efisiensi birokrasi dan pemerataan pembangunan. Namun, apakah semangat itu juga akan diinternalisasi dalam tubuh BSG? Apakah RUPS kali ini akan menjadi titik balik sejarah perbankan daerah?
Tentu, publik berharap demikian. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, BSG mengalami dinamika cukup tajam, baik dari sisi performa keuangan, ekspansi kredit, hingga hubungan internal manajemen. Artinya, keputusan yang diambil dalam RUPS ini akan menentukan wajah dan arah BSG selama lima tahun ke depan.
*Direksi dan Komisaris: Harus Kompatibel dengan Visi Pembangunan Ekonomi Sulut*
Kompatibilitas antara jajaran struktural BSG dan visi pembangunan ekonomi Pemprov Sulut adalah hal krusial. Sulut tengah mendorong akselerasi pembangunan berbasis ekonomi kreatif, green economy, pariwisata, maritim, serta UMKM. Maka, bank daerah harus mendukung visi tersebut, baik dalam kebijakan kredit, strategi pemasaran, hingga ekspansi digital.
Untuk itu, direksi dan komisaris terpilih harus memiliki rekam jejak kuat dalam dunia perbankan, ekonomi pembangunan, serta keuangan publik. Mereka bukan hanya mampu menjalankan operasional bank, tetapi juga memahami konteks makro pembangunan daerah.
Tidak kalah penting, integritas menjadi syarat mutlak. Dalam dunia perbankan, satu kesalahan manajemen bisa berujung pada krisis kepercayaan. Maka, selain keahlian teknis, karakter dan reputasi menjadi pertimbangan utama. Publik Sulut tidak ingin bank daerahnya dijalankan oleh figur yang tidak jelas rekam jejaknya, atau bahkan hanya dijadikan “kursi cadangan politik.”
*Mengelola Kepercayaan Publik: Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi*
Tantangan pembangunan ekonomi Sulut hari ini adalah kemandirian. Ketergantungan pada pusat masih tinggi, sementara potensi daerah luar biasa, dari hasil laut, perkebunan, energi baru terbarukan, hingga sektor pariwisata. Untuk memaksimalkan potensi itu, butuh instrumen finansial yang adaptif dan berpihak.
BSG, jika dikelola secara kredibel dan profesional, bisa menjadi lembaga penggerak ekonomi lokal. Dengan jaringan cabang yang tersebar di berbagai pelosok, BSG memiliki posisi strategis sebagai penghubung antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan riil masyarakat.
Namun itu semua hanya akan terjadi jika kepercayaan publik terjaga. Dan kepercayaan itu dimulai dari siapa yang dipercaya menjalankan bank ini.
Oleh karena itu, di momen klusial ini, YSK tidak boleh sekadar menjadi penonton. Sebagai pemimpin daerah baru yang patriotis dan pemimpin representasi rakyat Sulut, ia harus berani mengambil keputusan besar demi masa depan ekonomi daerah.
*Kepercayaan Adalah Segalanya*
Bank bukan sekadar lembaga keuangan. Ia adalah cermin kepercayaan. Kepercayaan itu dibangun lewat tata kelola yang bersih, manajemen yang kompeten, dan keberpihakan pada rakyat. RUPS BSG hari ini adalah ujian besar: apakah kita siap membangun bank daerah yang kredibel, inklusif, dan berdampak nyata?
Semua mata kini tertuju pada Gubernur YSK. Mampukah ia menjadikan BSG sebagai pionir transformasi ekonomi Sulut? Atau justru membiarkannya tenggelam dalam sekat-sekat lama yang penuh kepentingan?
Jawabannya, ditentukan hari ini.
Oleh: Radinal Muhdar, S.Kep., M.M (Sekretaris umum HMI Badko Sulut-Gorontalo)