Manado, SUDARA.ID – Peringatan 75 tahun gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi dimaknai Walikota Manado Andrei Angouw sebagai motivasi bagi para penerus bangsa untuk selalu merawat toleransi antar umat beragama dan budaya, dengan semangat perjuangan untuk selalu bekerja keras sebagai wujud nyata dalam mengisi kemerdekaan.
“Robert Wolter Mongisidi perjuangannya di Sulawesi Selatan. Dia berjuang bersama-sama dengan masyarakat etnis lain. Dia berjuang dengan masyarakat beragama lain untuk Indonesia. Torangin (kita) mengikuti itu, perjuangan itu merawat torang pe toleransi yang ada di negara ini,” ucap Andrei Angouw dalam logat khas Manado.
Hal ini disampaikan Andrei Angouw saat menghadiri festival seni budaya Bantik dalam rangkaian peringatan 75 Tahun gugurnya Sang Pahlawan Nasional asal Suku Bantik, Robert Wolter Mongisidi di Lapangan Bantik, Malalayang, Kota Manado, Kamis (5/8/2024).
Menurutnya, perjuangan Sang Pahlawan yang jauh dari kampung halaman telah mengobarkan semangat penuh pengorbanan dan keberanian. “Jadi saya berharap dengan peringatan ini, ini menjadi penyemangat bagi torang. Sudah, torang jangan malas-malasan di rumah, pemalas, panako (penakut). Mo kerja mungkin keluar daerah sadiki (sedikit), tako (takut). Wolter Mongisidi waktu dapa tembak (ditembak) ni mau (tidak mau) pake (pakai) penutup mata, itu keberanian!” ungkap Angouw.
“Tangan kiri pegang Alkitab, tangan kanan di kepalkan, ‘merdeka atau mati!’, kong (terus) sekarang torang panako, itu sama dengan penghianatan kepada beliau, kong sekarang torang pamalas, itu sama dengan penghianatan kepada beliau. Jadi saya berharap kegiatan ini membuat kita semangat untuk mengisi kemerdekaan ini, untuk membangun bangsa kita, membangun daerah kita, membentuk merawat Indonesia. Torang harus merawat Indonesia dengan baik, jangan torang terpecah-pecah,” gugah Andrei Angouw.
“Saya mengapresiasi peringatan 75 tahun gugurnya pahlawan nasional. Saya harap dengan memperingati ini memberikan semangat terus kepada kita, memotivasi kepada kita untuk tidak menyia-nyiakan pengorbanan beliau. Bahwa kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
“Dorang pe nyawa (nyawa mereka) menjadi sia-sia, kalau torang nyada isi dengan baik kemerdekaan ini. Torang harus bangun bangsa ini dengan baik, bangsa ini harus maju harus sejahtera, harus setara dengan bangsa-bangsa besar lainnya di dunia ini, kalau nyanda, kan menghianati perjuangan para pahlawan ini,” kobarnya.
Sebagai wujud apresiasi atas perjuangan Wolter Mongisidi, Sang Pahlawan Nasional asal Suku Bantik ini, Walikota melalui Pemerintah Kota Manado, berjanji akan selalu memberikan dukungan atas pelaksanaan Pagelaran tahunan Festival budaya Bantik dalam rangka memperingati gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi.
“Kita men-support ini festival termasuk peringatan dari gugurnya pahlawan Nasional kita ini setiap tahun. Jadi itu komitmen dari Pemkot, tentu dengan harapan kita selalu mengedepankan budaya kita. Sekarang ini dengan era digital, kebudayaan asing masuk, propaganda masuk. Nda apa-apa, nda apa-apa, tapi jangan kita tinggalkan kebudayaan kita sendiri. Itu harus kita jaga dan harus kita rawat,” ucap Walikota.
Usai menyampaikan sambutannya dihadapan para Tetua dan Pemangku adat serta Masyarakat Suku Bantik, Walikota Andrei Angouw yang didampingi Wakil Walikota dr Richard Sualang, mengikuti prosesi ritual adat Manahumama – Mangompu (berdoa) yang dipimpin langsung oleh Letkol Purnawirawan Robby Mongisidi, Sang adik Kandung Wolter Mongisidi.