Manado, sudara.id – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado menggelar diskusi publik “AI dan Kebebasan Pers: Tantangan Baru di Era Digital” dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia (WPFD).
Acara yang berlangsung di FISIP Unsrat ini menghadirkan akademisi, praktisi media, dan ahli teknologi untuk membahas dampak kecerdasan buatan terhadap dunia jurnalistik.
Diskusi yang diikuti oleh LBH Pers Manado, jurnalis dan Perwakilan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dari Acta Diurna dari Fisip Unsrat dan LPM IAIN Manado, menghadirkan tiga narasumber dari akademisi, praktisi media dan penggiat digital. Masing-masing DR Ferry Daud Liando, Dekan FISIP Unsrat, Fransiskus Talokon, Ketua AJI Manado dan Yunan Helmy Balamba, Praktisi AI.
Dalam pembukaan diskusi, Sekretaris AJI Manado Isa Yusuf menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day-WPFD).
AJI Manado Gelar Pelatihan Keselamatan Jurnalis Jelang Pilkada Serentak 2024
Dalam pemaparannya, Talokon menegaskan mengenai pentingnya kode etik dalam kerja jurnalistik. “Untuk penggunaan AI, terlebih dahulu harus ada verifikasi dengan tetap mengedepankan kode etik,” tegas Talokon, Rabu 7 Mei 2025.
Selanjutnya penggunaan AI menurut Balamba, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. “Dengan memberikan data atau perintah yang tepat maka kita memaksimalkan penggunaan AI sesuai kebutuhan kita. Tapi perlu diingat, kita harus melakukan validasi data,” kata Balamba.
Pelaksanaan kegiatan ini, diapresiasi Dekan FISIP, bahkan ke depan dirinya berharap AJI Manado memberikan pelatihan untuk UKM Pers Mahasiswa Acta Diurna. “Media berperan sebagai garda terdepan dalam kontrol sosial berbagai aspek pemerintahan dan sosial serta penyeimbang,” ucap mantan anggota Komisi Etik AJI Manado ini. Mz